Friendship From Indonesia - Vietnam

2

Sebuah conversation:

"Ma aku boleh ke Hongkong gak?
"Kenapa emang mau ke Hongkong?
"Biar bisa anyong haseyo"
"Itu Korea"

Percakapan antara ibu dan anak yang buat aku senyum-senyum sendiri di pesawat dari Yogyakarta menuju Jakarta waktu itu. Alhamdulillah, perjalanan kali ini aku berkesempatan untuk berkunjung ke Hanoi, Vietnam!!!

Sebuah program dari IFS (Intercultural Friendship Society) membawaku sampai ke negara komunis Vietnam. Kalau ditanya apa yang aku tau tentang Vietnam sebelumnya, gak banyak, cuma kursnya yang lebih rendah dari Indonesia. Just it. 

Karena aku extend, bakalan ada beberapa entri tentang perjalananku di Vietnam. Entri seputar program, dan entri extend di Vietnam, uhuy~

Balik ke program, tertarik dengan program yang ada mengenai volunteering korban agent orange, langsung lah aku dan temanku Fetty submit program ini. Pada ahkirnya Fetty cuma lulus tahap 1 karena waktu itu dia gak sempat untuk mengikuti tahap 2 karena lagi di SG, dan aku gugur di tahap 3. Tapi, beberapa minggu kemudian kita berdua dapat email kalau kita berdua lulus jalur khusus. Di sini aku yang benar-benar senang banget, karena sebelumnya sempat sedih karena gugur di tahap 3. Tapi, karena berhalangan hadir Fetty tetap gak berangkat ke Vietnam, huhu. Padahal awalnya kita udah ngebayangin trip bareng ahkirnya terwujud, tapi ternyata tidak. Keep saving and patience yha Fet, our trip will begin soon! 

Apa itu jalus khusus? 

Jadi seleksi yang terdiri dari 3 tahap itu akan menentukan partisipan yang lolos program dan free program fee. Nah, beberapa minggu kemudian bakalan terpilih lagi partisipan yang lolos program tapi self funded. Oh iya, untuk jalur khusus terdapat beasiswa sebesar 50 USD. Harga normal program feenya 225 USD, tapi karena mendapat beasiswa menjadi 175 USD. Aku kurang tau pasti apakah semua partisipan yang lolos jalur khusus dapat atau tidak.

Tanggal 5 November 2017 singkat cerita sampailah aku di Hanoi, Vietnam. Program FFI ini berlangsung pada tanggal 5 - 8 November dengan masa efektif program 2 hari yaitu 6 dan 7 November. Bersama dua pendamping dari IFS, yaitu Mbak Penti dan Mbak Nurul, di lakukan airport assistance di Noi Bai Intl Airport. Sesampainya di hotel, partisipan ada yang istirahat dan tidak sedikit yang langsung explore Hanoi. Malam harinya setelah makan malam, dilakukan briefing untuk kegiatan keesokan harinya.

DAY 1

Kunjungan ke KBRI Hanoi. Partisipan diberikan sekilas materi mengenai hubungan bilateral antara Indonesia dan Vietnam, dan diadakan sesi diskusi. Pihak KBRI di wakilkan oleh staff dari KBRI karena Bapak DuBes berhalangan hadir. Bapak Dubes berhalangan hadir dikarenakan sedang mempersiapkan kedatangan Presiden di Da Nang dalam rangka APEC Summit 2017. Sedikit pemaparannya sebagai berikut:



Perwakilan RI di luar negeri terdiri dari 132 perwakilan. 95 Kedutaan Besar, 3 Perutusan Tetap, 31 Konsulat Jenderal dan 3 Konsulat. Di Vietnam sendiri terdapat Kedutaan Besar di Hanoi dan Konsulat Jenderal di Ho Chi Minh City. Kemudian, kami ditunjukan tabel perbandingan antara Indonesia dan Vietnam. Indonesia merupakan negara terbesar di kawasan Asia Tenggara bagian Selatan dan Vietnam merupakan negara terbesar di kawasan Asia Tenggara bagian Utara. Jumlah populasi menurut data tahun 2015, Indonesia terdapat sebanyak 255 juta jiwa dan Vietnam sebanyak 92,5 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk terbesar pertama dan ketiga di Asia Tenggara, menjadikan Indonesia dan Vietnam sebagai pasar paling potensial di kawasan. Kedua negara ini pun sama-sama tergabung dalam ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) dan APEC (Asia-Pasific Economic Cooperation).

Setelah pemaparan materi, masing-masing memperkenalkan diri sekaligus dibuka sesi diskusi. Salah satu pertanyaan yang diajukan partisipan ialah apakah program yang dilakukan oleh KBRI Hanoi. Jika melihat program KBRI Kuala Lumpur, dimana salah satu program mereka ialah pemberdayaan TKI, apakah KBRI Hanoi juga demikian? Ternyata tidak. Dibandingkan dengan jumlah WNI di Kuala Lumpur, jumlah WNI di Hanoi jauh lebih sedikit, yaitu sekitar 200 WNI. Lagi, WNI tersebut merupakan tenaga kerja Indonesia profesional. Seperti Ciputra Grup yang memiliki komplek perumahan Ciputra Hanoi, Garuda Food yang produknya juga bisa ditemukan di supermarket-supermaket di Hanoi, dan lain sebagainya. Program dari KBRI Hanoi sendiri ialah berfokus pada peningkatan kerjasama ekonomi bilateral Vietnam dan Indonesia. Vietnam merupakan negara ekonomi urutan 47 di dunia dengan laju pertumbuhan ekonomi pertama di Asia Tenggara. Namun, bidang kerjasama antara Vietnam dan Indonesia tidak hanya ekonomi (Perdagangan dan Pariwisata) tapi juga, politik, pendidikan, sosial, dan budaya.

Nah, setelah mengikuti program lain tahun lalu di Thailand, salah satu value yang aku dapat dari kunjungan ke KBRI Hanoi ialah kembali pada besarnya potensi Indonesia dijadikan pasar bagi negara lain. Oleh karena itu, mengembangkan diri agar kedepannya bisa bertahan di negara sendiri menjadi penting.

Terahkir, KBRI Hanoi juga membuka intership bagi mahasiswa, dengan persyaratakan mahasiswa/i tahun ketiga dengan durasi program 6 - 12 minggu. Untuk info lebih lanjut bisa hubungi kbri.hanoi.pensosbud@gmail.com

Iseng-iseng ngajakin anak-anak Vietnam yang baru pulang sekolah lewat depan KBRI selfie:)) in frame: Ade -kids - Vera - Q - Mbak Ela.
Participants with Ms. Linda a.k.a KBRI's staff.
Setelah kunjungan ke KBRI dan makan siang, dilanjutkan dengan city tour ke Hoan Kiem Lake, Hoa Lo Prison, dan Temple of Literarature. Yeay! 

Hoan Kiem Lake



Hanoi disebut juga kota seribu danau. Salah satunya yang paling terkenal ialah Hoan Kiem Lake. Hoan Kiem Lake terletak di Old Quarter, dekat dengan tempat wisata lainnya. Memiliki sejarah, danau ini ramai dipenuhi oleh masyarakat lokal maupun wisatawan mancanegara. Biasanya, masyarakat lokal menjadikan Hoan Kiem Lake tempat rekreasi keluarga dan tempat berkencan.

Setelah sampai di jembatan merah, aku dikagetkan dengan sebuah keluarga lokal yang minta guide aku, Cik Helena, supaya bisa foto bareng aku dan temanku. Disini aku kaget tapi senang juga, karena mereka looked nice and happy gitu bisa foto bareng. Berasa artis dah wkwk, tapi mungkin karena mereka jarang liat perempuan yang pakai hijab jadinya amazed gitu ahaha. 

Ini gak ngerti kenapa aku merem, wkwk. Vika and me with the family:))
Nah, setelah ngelewatin jembatan merah, bakalan sampai di Ngoc Son Temple. Ngoc Son Temple terletak ditengah-tengah Hoan Kiem Lake.


"muka jutek, muka jutek" by Bang Daus pengarah gaya andalan q:))
Hoa Lo Prison


Vietnam merupakan negara jajahan Perancis. Sebelum berubah menjadi museum, Hoa Lo Prison merupakan penjara yang dibangun pada tahun 1896 pada saat kolonial Perancis menjajah negara Vietnam. Penjara ini digunakan sebagai tempat tawanan bagi tentara Amerika yang tertangkap. Memasuki ruangan pertama pencahayaannya cukup redup, bikin suasana lumayan mencekam ahaha. Ditambah dipamerkannya foto-foto, kliping koran, benda-benda yang dulunya digunakan. 

Layaknya tempat wisata pada umumnya terdapat pula souvenir shop, dan yang tertarik mau beli post card, aku saranin beli post card disini deh, karena lucu-lucu, dan harganya yang tidak lebih mahal seperti di tempat wisata rata-rata. 


Temple of Literature


Temple of Literature ini ialah universitas pertama di Vietnam. Universitas disini bukanlah seperti gedung-gedung dengan banyak ruangan tapi lebih seperti kuil-kuil pada umumnya, karena universitas yang di maksut ialah guozijian yang berasal dari bahasa mandarin yang artinya tempat atau pusat untuk pembelajaran tingkat tinggi dalam sistem pendidikan tradisional bangsa cina. Kuil ini memang didedikasikan untuk mendiang seorang filsuf terkenal dari Cina, Confucius. Di dalam Temple of Literature disini juga terdapat kura-kuranya yang dipercayai jika kita menyentuhnya, wish untuk lulus ujian bisa terwujud.

 
Sepulangnya dari city tour, kita istirahat makan malam dan dilanjutkan dengan FGD. FGD dibagi menjadi perkelompok yang sekaligus pembagian kelas apa yang akan dimasuki keesokan harinya. Kelompok dibagi menjadi special education A&B, menyulam, menjahit, IT, dan outdoor. Walaupun nantinya akan ada tentor/guru yang memang sudah ada, FGD ini membahas persiapan bagaimana yang akan dilakukan untuk keesokan harinya memasuki kelas-kelas di Vietnam Friendship Village. 

Due to day 2 there is a lot story, lanjut di part selanjutnya..

Cheers!

2 komentar:

  1. Hallo, Kak Rini. Masih pakai email rinitumblr@yahoo.com nya? Saya ingin tanya2 ke kakak boleh dicek ga? Saya Shalma. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, halo Shalma, aku udah terima email dari kamu kok hihi :D

      Hapus